Breaking News

Selasa, 21 Juli 2020

Saat ini sudah ada konten youtube Pembelajaran SD Kota Semaranh yang memuat secara lengkap video pembelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6 secara GRATIS.

Assalamualaikum wr wb

Kabar gembira buat rekan-rekan guru, walimurid dan insan pendidikan se-Indonesia.
Saat ini sudah ada konten youtube Pembelajaran SD Kota Semaranh yang memuat secara lengkap video pembelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6 secara GRATIS.

Tinggal di SHARE linknya ke anak dan walimurid.

Mohon sebelum menonton, diharapkan dapat mendukung pengembangan channel kami dengan mengeklik SUBSCRIBE pada channel tersebut agar menambah semangat kami dalam berkarya!

Kelas 1 Subtema 1 
Pembelajaran 1 https://youtu.be/KVri-bRko5c
Pembelajaran 2 https://youtu.be/j5nDYHFpv1k
Pembelajaran 3 dan 4 https://youtu.be/sHT-7TWj2GI
Pembelajaran 5 dan 6 https://youtu.be/LhRxQ49yrP8

Kelas 2 Subtema 1 
Pembelajaran 1 https://youtu.be/hzuyGEr0b7o
Pembelajaran 2 https://youtu.be/2Uqub5WfI2k
Pembelajaran 3 dan 4 https://youtu.be/53-ISyvtfgk
Pembelajaran 5 dan 6 https://youtu.be/Q5hwMMS76m0

Kelas 3 Subtema 1 
Pembelajaran 1 https://youtu.be/rQjST0twl0w
Pembelajaran 2 https://youtu.be/FT8DGaid1_k
Pembelajaran 3 dan 4 ......
Pembelajaran 5 dan 6 https://youtu.be/QtWwa5lvd-E

Kelas 4 Subtema 1 
Pembelajaran 1 https://youtu.be/cdOnRRCMgew
Pembelajaran 2 https://youtu.be/Ie0HM2u4SKY
Pembelajaran 3 dan 4 https://youtu.be/bY07e8UPtbg
Pembelajaran 5 dan 6 https://youtu.be/aiX9SRMo9pQ

Kelas 5 Subtema 1 
Pembelajaran 1 https://youtu.be/9IdwvwgtmJM
Pembelajaran 2 https://youtu.be/9o09mDpKC6U
Pembelajaran 3 dan 4 https://youtu.be/14TbwcbwGbg
Pembelajaran 5 dan 6 https://youtu.be/0G_g4z_LGBU

Kelas 6 Subtema 1 
Pembelajaran 1 https://youtu.be/qCurnngRxjA
Pembelajaran 2 https://youtu.be/7EVeo8CmErI
Pembelajaran 3 dan 4 https://youtu.be/_WJ6RoM2cKg
Pembelajaran 5 dan 6 https://youtu.be/inPSABUrefI

Silakan share di seluruh grup guru dan walimurid.
Siapa tahu ada banyak guru yang sedang membutuhkan ini!
Salam Sahabat Pendidikan Indonesia
Baca selengkapnya ...

Rabu, 15 Juli 2020

Mohon ijin share Link Video Pembelajaran Kelas 2

Mohon ijin share  Link Video Pembelajaran Kelas 2

Semester 1

Persiapan untuk pembelajaran tahun ajaran baru 2020/2021

 

Tema 1

1. Subtema 1

a. Pembelajaran 1 : https://youtu.be/de6a5k42TxI

b. Pembelajaran 2 : https://youtu.be/o4QvSUVptoA

c. Pembelajaran 3 : https://youtu.be/1wC7wtnu1a8

d. Pembelajaran 4 : https://youtu.be/FFX4P6gJOiU

e. Pembelajaran 5 : https://youtu.be/4rshstm1kRc

f. Pembelajaran 6 : https://youtu.be/7Oi4aP05Rfc

 

2. Subtema 2

a. Pembelajaran 1 : https://youtu.be/OqpL2ts0GTg

b. Pembelajaran 2 : https://youtu.be/xYekPsbtERQ

c. Pembelajaran 3 : https://youtu.be/5TUjl1cPkRY

d. Pembelajaran 4 : https://youtu.be/czg2P5KNGUw

e. Pembelajaran 5 : https://youtu.be/u2xR8hhfKBg

f. Pembelajaran 6 : https://youtu.be/exKfeonmdMc

 

3. Subtema 3

a. Pembelajaran 1 : https://youtu.be/BSM4eIlI3Bg

b. Pembelajaran 2 : https://youtu.be/_BEgiBXXNuw

c. Pembelajaran 3 : https://youtu.be/5hWR80tiIKs

d. Pembelajaran 4 : https://youtu.be/DezgLJ5gGAo

e. Pembelajaran 5 : https://youtu.be/W5q95CMWe8o

f. Pembelajaran 6 : https://youtu.be/wFC37PSrhmk

 

4. Subtema 4

a. Pembelajaran 1 : https://youtu.be/sq9eXpYe3w0

b. Pembelajaran 2 : https://youtu.be/i-IadqdocHg

c. Pembelajaran 3 : https://youtu.be/ALPFi0bEvA4

d. Pembelajaran 4 : https://youtu.be/_iCLN6FpJPc

e. Pembelajaran 5 : https://youtu.be/KP2ZVAIsbYc

f. Pembelajaran 6 : https://youtu.be/VQGp9zcBdyg

 

Setiap hari selalu upload video pembelajaran kelas 2 dan 3. Jadi jangan lupa di subscribe.

Semoga bemanfaat.

Terimakasih.


Baca selengkapnya ...

Rabu, 08 Juli 2020

PENGEMBANGAN RPP “MERDEKA BELAJAR” MELALUI MEDIA MIND MAPPING

PENGEMBANGAN RPP “MERDEKA BELAJAR” MELALUI MEDIA MIND MAPPING
Oleh:
IDRIS APANDI
(Penulis Buku Strategi Pembelajaran Aktif Abad 21 dan HOTS)

Sebagaimana sudah dimafhumi bersama bahwa saat ini Indonesia masih terkena pandemi Covid-19. Salah satu konsekuensinya adalah sekolah belum bisa dibuka pada awal tahun 2020-2021, dan kalau pun dibuka, harus ada izin dari berbagai pihak terkait, termasuk izin dari orang tua siswa.

Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 atau yang saat ini disebut new normal tentunya berbeda dengan pembelajaran pada masa normal. Guru harus memutar otak menyiapkan skenario Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik dalam jaringan (daring/online), luar jaringan (luring/offline) maupun gabungan dari online dan offline (blended learning). 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah perangkat yang tidak bisa dilepaskan dari tugas guru. RPP adalah pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berisi beberapa poin seperti identitas tema/mata pelajaran, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Ketercapaian Kompetensi (IPK), tujuan pembelajaran, materi/ sub materi pokok, pendekatan, model, strategi, metode yang digunakan, media/alat peraga, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran (kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup), dan jenis serta teknik penilaian hasil belajar siswa. Akibatnya, banyak guru yang menyusun RPP dengan copy-paste, mengunduh dari internet atau membeli yang penerbit.

Karena cukup banyak komponen pada RPP tersebut, tidak dapat dipungkiri, banyak guru yang mengeluh dan (cenderung) malas Menyusun RPP. Menyikapi hal tersebut, maka Menteri Nadiem Makarim melalui Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 memberikan alternatif kepada guru untuk menyusun RPP 1 lembar. Tujuannya agar guru tidak terlalu terbebani dengan administrasi yang selama ini dikeluhkan. RPP 1 lembar berisi tiga hal, yaitu (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan pembelajaran, dan (3) assessment (penilaian).

Berkaitan dengan hal tersebut, maka muncullah berbagai kreasi guru dalam menyusun RPP 1 lembar tersebut. Bentuknya tidak lagi monoton seperti diketik dalam satu lembar kertas, tetapi dibuat dalam bentuk gambar, flow chart, peta konsep (mind mapping), grafis warna-warni, dan sebagainya sehingga tampak lebih menarik.

Dalam kondisi masih pandemi dan transisi menuju new normal, maka pembelajaran pun diharapkan tetap kontekstual. Oleh karena itu, pada RPP pun diharapkan guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan pandemic Covid-19.  Saya akan memberikan contoh RPP dengan menggunakan media mind mapping. Mengapa saya menggunakan mind mapping? Karena menurut saya, lebih mudah untuk mengembangkannya menjadi lebih rinci dan penjabarannya lebih mudah dipahami.

Mind Mapping dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang psikolog dari Inggris. Mind mapping diaplikasikan pada bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian. Mind mapping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.

Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind mapping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan, 2008:4).

Berikut adalah contoh pengembangan RPP New Normal dengan menggunakan media mind maping:
 
GAMBAR : RPP “Merdeka Belajar” Dalam Bentuk Mind Mapping.

Penjelasan:

Pada contoh di atas, saya mengembangkan RPP pada materi PENGAMALAN PANCASILA. Tujuan pembelajarannya antara lain: Melalui aktivitas membaca, diskusi, dan pengerjaan tugas, siswa dapat memahami peran warga negara dalam mengamalkan Pancasila. Kemudian submaterinya ada dua point, misalnya: (1) Kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan (2) Cara mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Sesuai dengan pedoman pembelajaran pada masa pandemi Covid-19, maka pada RPP pun diintegrasikan tiga hal, yaitu (1) literasi dan numerasi, (2) kecakapan hidup (life skill), dan (3) penguatan pendidikan karakter.

Integrasi literasi dan numerasi pada saat pembelajaran, misalnya guru dapat meminta siswa untuk membaca, memahami, menelaah makna sila-sila Pancasila, mengidentifikasi sejumlah peristiwa, baik yang sesuai maupun yang bertentangan dengan Pancasila, menuliskan cerita, puisi, atau pantun yang menggambarkan pengamalan Pancasila, dan sebagainya.

Kaitannya dengan kecakapan hidup (life skill), guru dapat mengembangkan kecakapan abad 21 yang perlu dimiliki oleh siswa yang dikenal dengan dengan 4C, yaitu (1) communication (komunikasi), (2) collaboration (kolaborasi), (3) critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), dan (4) creative and innovative (kreatif dan inovatif). 

Selain itu, kecakapan hidup yang dibangun adalah kecakapan pribadi dan kecakapan sosial siswa. Dalam konteks pandemi Covid-19, kecakapan hidup pribadi yang dibangun seperti melek informasi, mengetahui cara melindungi diri dan melindungi orang lain dari bahaya Covid-19, dapat mencuci tangan dengan baik dengan menggunakan sabun pada air yang mengalir, dapat menggunakan hand sanitizer dengan baik, dapat menggunakan masker dengan baik, tahu berbagai peralatan atau perlengkapan pribadi yang perlu dibawa saat bepergian, dan sebagainya. 

Adapun kecakapan sosial, antara lain sikap menghormati dan menghargai orang lain, memiliki etika saat bersin dan batuk, menjaga jarak (social distancing dan phisycal distancing), menghindari kerumunan, peduli terhadap tetangga yang kesusahan, mau bergotong royong dalam menangani pandemi covid-19, dan sebagainya. Dua kecakapan hidup tersebut merupakan cerminan dari pribadi warga negara yang memahami dan melaksanakan Pancasila.

Dalam kaitannya dengan integrasi nilai-nilai penguatan Pendidikan karakter (PPK), nilai-nilai utama yang dikembangkan antara lain: (1) religius, (2) nasionalis, (3) integritas, (4) mandiri, dan (5) gotong royong. Selain kelima nilai tersebut, guru dapat mengembangkan nilai-nilai yang lainnya sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. 

Dalam konteks Pandemi Covid-19, nilai-nilai PPK tersebut merupakan modal penting yang menjadi dasar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi dan mencari solusi terhadap masalah tersebut. Guru dapat memberikan contoh bagaimana menyikapi musibah tersebut dari sisi religi, misalnya pentingnya bersabar, bersyukur, ikhlas, dan bertawakkal terhadap musibah yang terjadi, serta banyak berdoa semoga musibah tersebut segera hilang dari Indonesia.

Berikutnya, dalam kondisi pandemi saat ini, setiap warga negara harus memiliki rasa cinta terhadap bangsa dan negaranya serta bisa membela negara, misalnya dengan menjaga diri dan lingkungan dari pandemi. Mendukung para tenaga kesehatan dan aparat yang lainnya yang juga sedang berjuang melawan pandemi Covid-19. Lalu menolak dan tidak menyebarkan hoaks terkait Covid-19 adalah bentuk rasa cinta tanah air dan menjaga keutuhan NKRI.

Berikutnya, penanganan Covid-19 harus dilandasi oleh integritas, diantaranya adalah data-data korban atau pasien yang disampaikan harus benar-benar akurat, jangan sampai ada manipulasi data atau informasi. Anggarannya harus dikelola secara transparan dan akuntabel, dan bantuan sosial (bansos) harus tepat sasaran.

Salah satu dampak dari pandemic Covid-19 adalah penutupan tempat-tempat umum baik pusat-pusat ekonomi, sekolah-sekolah, kampus-kampus, pusat-pusat keramaian, dan tempat-tempat ibadah. Pascatempat-tempat itu dibuka kembali, tentunya dengan harus melaksanakan protokol kesehatan, setiap warga masyarakat diimbau untuk membawa peralatan makan atau peralatan salat (bagi kaum muslimin) sendiri, jangan menggunakan bekas orang lain, untuk mengantisipasi tertular Covid-19. Selain itu, warga masyarakat yang pulang dari zona merah ke zona hijau harus mengisolasi diri secara mandiri.

Pandemi Covid-19 terjadi hampir di semua provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bergotong royong menangani masalah ini. Semua pihak harus bersinergi dan berkolaborasi dalam mengatasi masalah. Jangan sampai muncul ego sektoral antarkementerian, ego antara pemerintah pusat dan daerah, atau egoantar lembaga yang menangani pandemi Covid-19. Masyarakat pun perlu bergotong royong mencegah agar pandemi ini tidak terus menyebar. Salah satu bentuknya adalah dengan cara bergotong royong menjaga kampungnya masing-masing dari pembawa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ada kampung-kampung yang tertutup untuk warga selain warga kampungnya sendiri karena khawatir ada pembawa (carrier) Covid-19 ke kampungnya. Nilai gotong royong jika dilakukan oleh masyarakat akan mempercepat dan mempermudah penanganan pandemi Covid-19, sehingga fase kehidupan new normal dapat dilalui dengan baik.

Lima nilai PPK tersebut dikaitkan dengan materi pengamalan Pancasila. Intinya bahwa orang yang melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam masa pandemi Covid-19 pada dasarnya adalah orang yang melaksanakan Pancasila. Dan sebaliknya, orang yang tidak melaksanakan nilai-nilai tersebut adalah orang yang meruntuhkan semangat pengamalan Pancasila.

Berkaitan dengan moda dan sumber belajar yang akan digunakan, guru tentunya perlu menganalisis moda dan sumber belajar apa yang digunakan. Apakah daring? Apakah luring? Atau gabungan antara daring dan luring atau yang biasa disebut dengan pembelajaran kombinasi (blended learning). Hal yang menjadi pertimbangannya adalah kondisi sarana dan prasarana, kesiapan peserta didik, dan kesiapan guru itu sendiri.

Berkaitan dengan metode yang digunakan, tentunya juga tidak dapat dilepaskan dengan moda belajar yang akan digunakan. Metode yang digunakan misalnya ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, produk, proyek, studi kasus, dll. Berbagai metode tersebut apakah digunakan dalam pembelajaran moda daring melalui fasilitas konferensi seperti zoom, webex, google meet, dan sebagainya, atau dilakukan dengan cara direkam terlebih dahulu dan dibagikan melalui grup WA atau YouTube. Jika tidak bisa menggunakan berbagai fasilitas tersebut, maka guru pada akhirnya harus melakukan pembelajaran secara luring atau berkunjung ke rumah siswa.

Materi pelajaran perlu disampaikan secara kontekstual, yaitu materi Pancasila dikaitkan dengan dampak pandemi Covid-19 dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, lingkungan, sosial-ekonomi, budaya, agama, kamtibmas, dan sebagainya. Disinilah kepiawaian dan keluasan wawasan guru diperlukan. Walau demikian, dalam konteks membangun kemampuan berpikir kritis (critical thinking) siswa, guru dapat menugaskan mereka untuk mencari data dan informasi dampak-dampak pada berbagai bidang tersebut baik secara pribadi maupun secara berkelompok. Disitulah pendekatan pembelajaran mencari dan mengungkap (inquiry and discovery) dapat digunakan oleh guru.

Untuk penilaian hasil belajar siswa, guru tetap diharapkan dapat melakukannya untuk mengetahui ketercapaian kompetensi pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian pengetahuan misalnya melalui penilaian kertas dan kertas (paper and pencil). Di zaman digital saat ini, guru dapat melakukan penilaian secara paperless atau mengurangi penggunaan kertas, misalnya dengan google form, google classroom, WA Grup, dan sebagainya.

Dalam penilaian sikap selama PJJ, karena siswa lebih banyak waktu di rumah, maka guru dapat berkomunikasi atau mendapatkan laporan dari para orang tua untuk mendapatkan gambaran sikap atau karakter anak selama Belajar Dari Rumah (BDR). Tujuannya supaya guru mendapatkan informasi yang relatif lebih akurat. Selain itu, guru juga dapat menilai sikap siswa dari respon siswa terhadap pemberian tugas dari guru, misalnya cepat, agak cepat, lambat, atau tidak mengumpulkan tugas sama sekali. Sesuai dengan harapan Mendikbud Nadiem Makarim, pada kegiatan BDR, guru bukan hanya fokus pada ranah pengetahuan saja, tetapi juga bagaimana karakter siswa juga dikuatkan melalui kerjasama dengan orang tua. Oleh karena itu, selain mengerjakan tugas dari guru, aktivitas siswa membantu orang tuanya pun dalam menjadi pertimbangan penilaian pada aspek sikap.

Pada penilaian aspek keterampilan, guru dapat memberikan tugas untuk praktik atau demonstrasi, baik secara langsung melalui aplikasi webex, zoom, atau google meet, ataupun secara tidak langsung melalui rekaman yang dibuat oleh siswa dan dikirim kepada guru, misalnya melalui WA. Dan bagi guru yang terpaksa harus mengunjungi siswa untuk menilai keterampilannya, pada dasarnya bisa saja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Pembelajaran di masa pandemi yang penuh dengan keterbatasan dan ketidakpastian seperti saat ini, disamping memerlukan kesabaran, juga memerlukan kemampuan guru dan siswa untuk beradaptasi. Oleh karena itu, RPP yang dibuat oleh guru pun perlu dinamis, menyesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi. Model atau bentuknya bisa apa saja, misalnya seperti yang saya contohkan melalui mind mapping, yang penting bisa dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Intinya, kurikulum dilaksanakan, walau mungkin tidak dapat mencapai semua targetnya, guru tetap melaksanakan tugas secara optimal, siswa tetap mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, dan kesehatan serta keselamatan semua warga warga sekolah dapat dijaga. Era pandemi bukan menjadi halangan untuk tetap berkreasi. Tetap semangat!!!
Baca selengkapnya ...

Kamis, 06 Juli 2017

Kalender Akademik

Semoga kalender akademik ini bisa membantu kegiatan belajar mengajar bapak ibu guru.
silahkan downlods disini
Baca selengkapnya ...

Senin, 26 Juni 2017

Sejarah, Makna dan Filosofi Ketupat dalam Tradisi Lebaran



Sejarah, Makna dan Filosofi Ketupat dalam Tradisi Lebaran

Makna Ketupat

Arti dan Makna Filosofi Ketupat di Tanah Jawa
ketupat tidak lepas dari perayaan Idul Fitri. Dalam perayaan Idul Fitri, tentunya di situ ada satu hal yang tidak pernah pisah dari perayaan Ketupat Lebaran. Istilah tersebut telah menjamur di semua kalangan umat Islam terutama di pulau Jawa.

Ketupat atau kupat sangatlah identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Buktinya saja di mana ada ucapan selamat Idul Fitri tertera gambar dua buah ketupat atau lebih. Apakah ketupat ini hanya sekedar pelengkap hari raya saja ataukah ada sesuatu makna di dalamnya?

Ketupat

Sejarah Ketupat.
Adalah Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut BAKDA KUPAT tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Setelah selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.

Arti Kata Ketupat

Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa.
Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.

Laku Papat

Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran.
Empat tindakan tersebut adalah:
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Arti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan

Lebaran
Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

Luberan
Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Leburan
Maknanya adalah habis dan melebur.
Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur.
Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Nah, itulah arti kata ketupat yang sebenarnya.
Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.

Filosofi Ketupat:
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia.
Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini.

2. Kesucian hati.
Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

3. Mencerminkan kesempurnaan.
Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.

4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPA SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).

Itulah makna, arti serta filosofi dari ketupat.

Betapa besar peran para Wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar, seperti tradisi lebaran dan hidangan ketupat yang telah menjadi tradisi dan budaya hingga saat ini.

Secara umum ketupat berasal dan ada dalam banyak budaya di kawasan Asia Tenggara. Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Sunda), katupat kandangan (Banjar), Grabag (kabupaten Magelang), kupat glabet (Kota Tegal), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan Katupa), lotek, serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai, meskipun lontong lebih umum.

Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.[1]

Ada dua bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut 7 (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut 6. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Di antara beberapa kalangan di Pulau Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Ada masyarakat yang memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran dan hingga lima hari (Jawa, sepasar) sesudahnya. Bahkan ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang hanya menyajikan ketupat di hari ketujuh sesudah lebaran saja atau biasa disebut dengan Hari Raya Ketupat.

Di pulau Bali, ketupat (di sana disebut kipat) sering dipersembahkan sebagai sesajian upacara. Selain untuk sesaji, di Bali ketupat dijual keliling untuk makanan tambahan yang setaraf dengan bakso, terutama penjual makanan ini banyak dijumpai di Pantai Kuta dengan didorong keliling di sana.

Tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat. Asilmilasi budaya dan keyakinan ini akhirnya mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islami ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.

Dari berbagai sumber.
Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by BeGeEm