Breaking News

Kamis, 06 Juli 2017

Kalender Akademik

Semoga kalender akademik ini bisa membantu kegiatan belajar mengajar bapak ibu guru.
silahkan downlods disini
Baca selengkapnya ...

Senin, 26 Juni 2017

Sejarah, Makna dan Filosofi Ketupat dalam Tradisi Lebaran



Sejarah, Makna dan Filosofi Ketupat dalam Tradisi Lebaran

Makna Ketupat

Arti dan Makna Filosofi Ketupat di Tanah Jawa
ketupat tidak lepas dari perayaan Idul Fitri. Dalam perayaan Idul Fitri, tentunya di situ ada satu hal yang tidak pernah pisah dari perayaan Ketupat Lebaran. Istilah tersebut telah menjamur di semua kalangan umat Islam terutama di pulau Jawa.

Ketupat atau kupat sangatlah identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Buktinya saja di mana ada ucapan selamat Idul Fitri tertera gambar dua buah ketupat atau lebih. Apakah ketupat ini hanya sekedar pelengkap hari raya saja ataukah ada sesuatu makna di dalamnya?

Ketupat

Sejarah Ketupat.
Adalah Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut BAKDA KUPAT tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Setelah selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.

Arti Kata Ketupat

Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa.
Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.

Laku Papat

Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran.
Empat tindakan tersebut adalah:
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Arti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan

Lebaran
Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

Luberan
Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Leburan
Maknanya adalah habis dan melebur.
Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur.
Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Nah, itulah arti kata ketupat yang sebenarnya.
Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.

Filosofi Ketupat:
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia.
Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini.

2. Kesucian hati.
Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

3. Mencerminkan kesempurnaan.
Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.

4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPA SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).

Itulah makna, arti serta filosofi dari ketupat.

Betapa besar peran para Wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar, seperti tradisi lebaran dan hidangan ketupat yang telah menjadi tradisi dan budaya hingga saat ini.

Secara umum ketupat berasal dan ada dalam banyak budaya di kawasan Asia Tenggara. Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Sunda), katupat kandangan (Banjar), Grabag (kabupaten Magelang), kupat glabet (Kota Tegal), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan Katupa), lotek, serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai, meskipun lontong lebih umum.

Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.[1]

Ada dua bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut 7 (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut 6. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Di antara beberapa kalangan di Pulau Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Ada masyarakat yang memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran dan hingga lima hari (Jawa, sepasar) sesudahnya. Bahkan ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang hanya menyajikan ketupat di hari ketujuh sesudah lebaran saja atau biasa disebut dengan Hari Raya Ketupat.

Di pulau Bali, ketupat (di sana disebut kipat) sering dipersembahkan sebagai sesajian upacara. Selain untuk sesaji, di Bali ketupat dijual keliling untuk makanan tambahan yang setaraf dengan bakso, terutama penjual makanan ini banyak dijumpai di Pantai Kuta dengan didorong keliling di sana.

Tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat. Asilmilasi budaya dan keyakinan ini akhirnya mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islami ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.

Dari berbagai sumber.
Baca selengkapnya ...

Rabu, 31 Mei 2017

PERANGKAT AKREDITASI SD/MI

Sesuai dengan amanat Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 60 ayat (1) akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; ayat (2) akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik; ayat (3) akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.

Selanjutnya, dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 87, ayat (1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) dilaksanakan oleh BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan jalur formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; ayat (2) dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BAN-S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk oleh Gubernur; ayat (3) badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri; ayat (4) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.

Instrumen Akreditasi sekolah/madrasah ini terdiri atas delapan komponen standar nasional pendidikan yang disusun oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) dan instrumen juga disusun dengan mengacu pada peraturan terkait lainnya.

Standar nasional pendidikan tersebut meliputi:
(1). standar isi,
(2). standar proses,
(3). standar kompetensi lulusan,
(4). standar pendidik dan tenaga kependidikan,
(5). standar sarana dan prasarana,
(6). standar pengelolaan,
(7). standar pembiayaan, dan
(8). standar penilaian pendidikan.

Sedangkan Perangkat Akreditasi SD/MI terdiri atas:
(1) Instrumen Akreditasi,
2) Petunjuk Teknis (Juknis) Pengisian Instrumen Akreditasi,
(3) Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi,
(4) Pedoman Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi.

Keempat dokumen ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, sebelum memilih jawaban pada butir-butir pernyataan instrumen sekolah/madrasah, kita harus mempelajari/memahami Juknis Pengisian Instrumen Akreditasi dan mengisi Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi.



Baca selengkapnya ...

Minggu, 28 Mei 2017

Talking about Self

Teks ini menjelaskan tentang perkenalan siswa kepada rekan rekanya dalam satu kelas.

Misalkan salah satu siswa diminta ke depan dan diminta memperkenalkan diri sebagai 
salah seorang tokoh yang ada pada kegiatan sebelumnya, siswa lainnya diminta untuk 
mengamati apa yang telah dipraktekkan temannya didepan kelas.
Siswa yang lain menyimak penampilan temannya dan memberi masukan tentang 
penampilan temannya tersebut, misal pelafalan, intonasi dan mimik wajah,Contoh
adapun lebih detailnya sebagai guru bisa melihat RPP yang ada disini.

Baca selengkapnya ...

RAMADHAN BULAN PENUH AMPUNAN

Sesungguhnya Allah Ta’ala mengkhususkan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung dan keistimewaan yang banyak. Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Di dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menyebutkan dua keistimewaan bulan Ramadhan yang agung, yaitu:
Keistimewaan pertama, diturunkannya Al-Qur’an di dalam bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dengan kitab ini, Allah memperlihatkan kepada mereka kebenaran (al-haq) dari kebatilan.  Kitab yang di dalamnya terkandung kemaslahatan (kebaikan) dan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia, serta keselamatan di dunia dan di akhirat.
Keistimewaan ke dua, diwajibkannya berpuasa di bulan tersebut kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika Allah Ta’ala memerintahkan hal tersebut dalam firman-Nya (yang artinya),” Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam [1], di antara kewajiban yang Allah Ta’ala wajibkan, dan telah diketahui dengan pasti bahwa puasa Ramadhan adalah bagian dari agama, serta berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin. Barangsiapa yang mengingkarinya (kewajiban puasa Ramadhan), maka dia telah kafir.
Barangsiapa yang  berada di negeri tempat tinggalnya (mukim atau tidak bepergian) dan sehat, maka wajib menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya),” Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS. Al-Baqarah [2]: 185) Dan barangsiapa yang bepergian (musafir) atau sakit, maka wajib baginya mengganti puasa di bulan yang lain, sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)
Dari sini jelaslah bahwa tidak ada keringanan untuk tidak berpuasa di bulan tersebut, baik dengan menunaikannya di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan kecuali bagi orang yang sudah tua renta atau orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Kedua kelompok tersebut tidaklah mampu berpuasa, baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan. Bagi keduanya terdapat hukum (aturan) lain yang akan datang penjelasannya, in syaa Allah.
Dan termasuk di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu” 
Dalam bulan ramadhan ini ada buku saku yang bisa dibaca di sini


Sumber: https://muslim.or.id/25761-keistimewaan-bulan-ramadhan.html
Baca selengkapnya ...

Minggu, 21 Mei 2017

MOTIVASI PENUH HIKMAH

        Berikut motivasi  dan artikel yang berkaitan dengan motivasi dapat menginspirasi diri maupun penyemangat diri

1.Inti Semua Kebijaksanaan

Konon, ada seorang raja muda yang pandai. Ia memerintahkan semua mahaguru terkemuka dalam kerajaannya untuk berkumpul dan menulis semua kebijaksanaan dunia ini. Mereka segera mengerjakannya dan empat puluh tahun kemudian, mereka telah menghasilkan ribuan buku berisi kebijaksanaan. Raja itu, yang pada saat itu telah mencapai usia enam puluh tahun, berkata kepada mereka, “Saya tidak mungkin dapat membaca ribuan buku. Ringkaslah dasar-dasar semua kebijaksanaan itu.”
Setelah sepuluh tahun bekerja, para mahaguru itu berhasil meringkas seluruh kebijaksanaan dunia dalam seratus jilid.
“Itu masih terlalu banyak,” kata sang raja. “Saya telah berusia tujuh puluh tahun. Peraslah semua kebijaksanaan itu ke dalam inti yang paling dasariah.
Maka orang-orang bijak itu mencoba lagi dan memeras semua kebijaksanaan di dunia ini ke dalam hanya satu buku.
Tapi pada waktu itu raja berbaring di tempat tidur kematiannya.
Maka pemimpin kelompok mahaguru itu memeras lagi kebijaksanaan-kebijaksanaan itu ke dalam hanya satu pernyataan, “Manusia hidup, lalu menderita, kemudian mati. Satu-satunya hal yang tetap bertahan adalah cinta.”

2. Janganlah Memaksa

Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.
“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”
Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala seuatu, nak!” nasihat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

3. Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.
Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.
Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.
Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

4. Kepercayaan Diri

Banyak orang pandai menyarankan agar kita memiliki suatu kepercayaan diri yang kuat. Pertanyaannya adalah diri yang manakah yang patut kita percayai? Apakah panca indera kita? Padahal kejituan panca indera seringkali tak lebih tumpul dari ujung pena yang patah. Apakah tubuh fisik kita? Padahal sejalan dengan lajunya usia, kekuatan tubuh memuai seperti lilin terkena panas. Ataukah pikiran kita? Padahal keunggulan pikiran tak lebih luas dari setetes air di samudera ilmu. Atau mungkin perasaan kita? Padahal ketajaman perasaan seringkali tak mampu menjawab persoalan logika. Lalu diri yang manakah yang patut kita percayai?
Semestinya kita tak memecah-belah diri menjadi berkeping- keping seperti itu. Diri adalah diri yang menyatukan semua pecahan-pecahan diri yang kita ciptakan sendiri. Kesatuan itulah yang disebut dengan integritas. Dan hanya sebuah kekuatan dari dalam diri yang paling dalam lah yang mampu merengkuh menyatukan anda. Diri itulah yang patutnya anda percayai, karena ia mampu menggenggam kekuatan fisik, keunggulan pikiran dan kehalusan budi anda.

5. Kitalah yang menciptakan masalah

Masalah rumah tangga memang tidak pernah habis di kupas, baik di media cetak, radio, layar kaca, maupun di ruang-ruang konsultasi. “Dari soal pelecehan seksual, selingkuh, istri dimadu, sampai suami yang tidak memenuhi kebutuhan biologis istri.” Ujar seorang konsultan spiritual di Jakarta.
Kebetulan, teman dekatnya punya masalah. Ceritanya, seiring dengan pertambahan usia, plus karir istri yang menanjak, kehidupa perkawinannya malah mengarah adem. Seperti ada sesuatu yang tersembunyi. Keakraban dan keceriaan yang dulu dipunya keluarga ini hilang sudah. Si istri seolah disibukkan urusan kantor.
‘Apa yang harus aku lakukan,” ungkapan pria ini. Konsultasi spiritual itu menyarankan agar dia berpuasa tiga hari, dan tiap malam wajib shalat tahajud dan sujud shalat syukur. “Coba lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, Insya Allah masalahanya terang. Setelah itu, kamu ajak omong istrimu di rumah.” Ia menyarankan.
Oke. Sebuah saran yang mudah dipenuhi. Tiga hari kemudian, dia mengontak istrinya. “Bagaimana kalau malam ini kita makan di restoran,” katanya. Istriny tidak keberatan. Makanan istimewa pun dipesan, sebagai penebus kehambaran rumah tangganya.
Benar saja. Di restoran itu, istrinya mengaku terus terang telah menduakan cintanya. Ia punya teman laki-laki untuk mencurahkan isi hati. Suaminya kaget. Mukanya seakan ditampar. Makanan lezat di depanya tidak di sentuh. Mulutnya seakan terkunci, tapi hatinya bergemuruh tak sudi menerima pengakuan dosa” itu.
Pantas saja dia selalu beralasan capek, malas, atau tidak bergairah jika disentuh. Pantas saja, suatu malam istrinya pura-pura tidur sembari mendekap handphone, padahal alat itu masih menampakkan sinyal—pertanda habis dipakai berhubungan dengan seseorang. Itu pula, yang antara lain melahirkan kebohongan demi kebohongan.
Tanpa diduga, keterusterangan itu telah mencabik-cabik hati pria ini. Keterusterangan itu justru membuahkan sakit hati yang dalam. Atau bahkan, lebih pahit dari itu. Hti pria ini seakan menuntut, “Kalau saja aku tidak menuntut nasihatmu, tentu masalahnya tidak separah ini.”
Si konsultan yang dituding, “Ikut menjebloskan dalam duka.” Meng-kick balik. “Bukankah sudah saya sarankan agar mengajak istrimu ngomong di rumah, bukan di restoran?” Buat orang awam, restoran dan rumah sekedar tempat. Tidak lebih. Tapi, dimata si paranormal, tempat membawa “takdir”tersendiri.
Dan itulah yang terjadi. Keterusterangan itu tak bisa dihapus. Ia telah mencatatkan sejarah tersendiri. Maka jalan terbaik menyikapinya adalah seperti dikatakan orang bijak, “Jangan membiasakan diri melihat kebenaran dari satu sisi saja.”
Kayu telah menjadi arang. Kita tidak boleh melarikan diri dari kenyataan, sekalipun pahit. Kepalsuan dan kebohongan tadi bisa jadi merupakan bagian dari perilaku kita jua. “Kita selalu lupa bahwa kita bertanggung jawab penuh atas diri kita sendiri. Kita yang menciptakan masalah, kita pula yang harus meyelesaikannya.” Kata orang bijak.
Pahit getir, manis asam, asin hambar, itu sebuah resiko. Memang kiat hidup itu tak lain adalah piawai dan bijak dalam memprioritaskan pilihan.

6. Kelenturan Sikap

Bila anda menganggap bahwa mengatasi setiap persoalan butuh kekuatan pendirian, ketangguhan otot, dan kekerasan kemauan, maka anda separuh benar.
Sebuah batu cadas yang keras hanya bisa segera dihancurkan dengan mengerahkan segenap daya kuat. Oleh karenanya, banyak orang melatih diri agar semakin kuat, semakin tangguh dan semakin tegar.

Namun, seringkali kenyataan tak bisa dihadapi dengan pendirian kuat, atau diatasi dengan ketangguhan otot, atau dipecahkan dengan kemauan keras. Ada banyak hal yang tak bisa anda terima, namun harus anda terima. Maka, senantiasa anda membutuhkan sebuah kelenturan sikap. Bukanlah kelenturan sikap pertanda kelemahan, melainkan sebuah kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu sebagaimana ia ada. Bila anda menganggap bahwa mengatasi persoalan adalah dengan menerima persoalan itu, maka anda menemukan separuh benar yang lain.
Baca selengkapnya ...

Permainan Bahasa Inggris / Permainan Kosakata (Vocabulary Games)



Permainan Kosakata (Vocabulary Games)- Permainan bahasa Inggris yang pada kesempatan kali ini dibahas adalah permainan bahasa Inggris mengenai kosa kata (vocabulary games). Permainan kosa kata (vocabulary games) berisi beberapa permainan yang tentunya untuk memberi siswa kesempatan untuk melatih kosa kata (vocabulary) dan ungkapan (expression) bahasa Inggris yang telah mereka pelajari tentunya dengan cara yang menyenangkan. Berikut di bawah ini adalah permainan bahasa Inggris mengenai kosa kata (vocabular). Semoga bermanfaat. Check this out!!!

1. Observe and Remember

  • Tujuan: Untuk menguji kemampuan siswa dalam mengamati (observe) dan mengingat (remember) kosa kata.
  • Tingkatan: Semua (elementary, intermediate atau advance)
  • Peralatan dan materi: Macam-macam benda kecil dan mudah diidentifikasi.

'Observe and Remember' adalah cara yang baik untuk menguji kemampuan siswa dalam mengamati dan mengingat saat mereka belajar mengenai kosa kata (vocabulary) bahasa Inggris.

Sebelum kelas dimulai, kumpulkan berbagai macam benda kecil yang mudah diidentifikasi sepeti pesil, penghapus, penggaris, pulpen, buku, sendok, kancing baju, lem atau benda apa pun yang tentunya sesuai dengan tingkatan bahasa siswa. Letakkan benda-benda tersebut di meja di depan kelas.

Siswa diminta untuk maju ke depan dan amati benda-benda tersebut yang tentunya dengan batas waktu, misalkan siswa dibatasi mengamati benda-benda tersebut selama 2 menit, kemudian siswa diminta untuk kembali duduk. Instruksi kan siswa untuk mengambil pensil dan kertas dan mulai untuk menuliskan nama-nama benda yang sudah diamati dalam bahasa Inggris. Ketika siswa kembali duduk tutup benda-benda yang diamati dengan kain atau apa pun agar siswa tidak melihat benda-benda tersebut. Batasi waktu ketika siswa menuliskan benda-benda yang sudah diamati misalkan selama 5 menit.

Setelah waktu yang diberikan untuk menuliskan benda-benda tersebut habis, siswa diminta lagi untuk maju kedepan untuk memberikan nama-nama benda tersebut dan menyebutkan nya satu per satu. Siswa yang paling banyak menuliskan dan menyebutkan benda dengan benar ialah pemenangnya.

Jumlah benda yang digunakan dalam permainan 'Observe and Remember' haruslah sesuai dengan tingkatan bahasa siswa. Untuk tingkat dasar (elementary) bisa menggunakan 12 benda, untuk tingkatan menengah (intermediate) bisa menggunakan 15-20 benda, dan untuk tingkatan atas (advance) bisa menggunakan 25-30 benda.

2. Word Matching

  • Tujuan: Untuk melatih kombinasi antara  synonyms (persamaan kata) dan antonyms (lawan kata)
  • Tingkatan: Menengah (intermediate) dan atas (advance)
  • Peralatan dan materi: pensil dan kertas

Untuk beberapa alasan kita sering memikirkan benda atau objek dengan pasangannya baik persamaan kata atau lawan katanya; ketika kita mendengar satu kata, kita sering mencari lawan atau persamaan kata tersebut. Hal tersebut juga menarik bagi pengajar bahasa Inggris dan juga dapat menghibur serta berguna.

Persiapkan daftar kata-kata yang tentunya mudah untuk di cari lawan kata atau persamaan katanya, seperti hot-cold, big-little dan lain sebagainya. Permainan dimulai dengan pengajar membacakan kata-kata yang sudah dipersiapkan sebelumnya satu persatu dengan jeda waktu yang relatif singkat, misalkan satu menit. Siswa diminta untuk menuliskan persamaan kata atau perlawanan kata (tergantung perintah pengajar) dengan cepat. Siswa yang menuliskan persamaan dan perlawanan kata dengan benar terbanyak dia lah pemenangnya.

Contoh Perlawanan kata

Hot-ColdRich-PoorWet-DryPass-Fail
Big-LittleRight-WrongNoisy-QuietHungry-Thirsty
Tall-ShortHappy-SadGirl-BoySharp-Dull
Fat-ThinSick-WellAunt-UncleFast-Slow
Knife-ForkHigh-LowSell-BuyClean-Dirty
3. Blindfold 
  • Tujuan: Untuk mendeskripsikan kosakata (vocabulary) yang berbentuk kata benda materi (material nouns).
  • Tingkatan: Semua (elementary, intermeidate, dan advance)
  • Peralatan dan materi: Penutup mata (kain atau selendang), Benda-benda sesuai dengan apa yang di ajarakan (pensil, buku, penghapus, dll).

Misalkan kita sedang mengajarkan anak tentang things in the classroom (benda-benda yang ada di kelas). Setelah kita telah mengajarkan kosakata tersebut ke siswa, baik cara penulisan maupun pengucapan, untuk melatih deskripsi siswa kita bisa menggunakan permainan blindfold di atas. Sebelum menginjak ke permainan, alangka baiknya jika siswa di ajarkan ungkapan-ungkapan deskripsi sederhana (untuk elementary) seperti: "it is big", "it is long", it is sharp", "it is heavy", "it is light", "I think it is ...".

Menginjak ke permainan, siswa seperti biasa diminta untuk menutup mata mereka dengan kain atau selendang yang sudah dipersiapkan. Setelah semua siswa tertutup matanya, guru akan memberikan benda-benda yang telah dipersiapkan tadi seperti buku, pensil, pulpen, dll. kepada masing-masing siswa. Siswa kemudian diminta untuk mendeskripsikan benda-benda tersebut. Siswa yang berhasil mendeskripsikan dan menebak benda tersebut dengan benar, dia akan mendapatkan reward atau hadiah.

Untuk tingkatan intermediate dan advance, guru bisa memperbanyak ungkapan-ungkapan deskriptive lainnya. Sehingga siswa akan tertantang untuk mengikuti permainan. Guru juga bisa menggunakan boneka binatang dan meminta siswa untuk mendeskripsikannya, tentunya dengan deskripsi yang jauh lebih banyak. Tidak cuma identifikasi secara fisik saja, untuk level advance bisa juga diminta siswanya untuk mengidentifikasi rasa, bau, dan pemilik benda tersbut (benda diambil dari siswa lain). 
Baca selengkapnya ...

Guru Sekolah juga Guru Madrasah






Sekolah dan Madrasah memasuki minggu kedua UAS dan UAS merupakan waktu dimana siswa/I menentukan nasibnya di semester ganjil ini, apakah nilai baik atau buruk. di UAS juga menjadi ajang pembuktian bagi siswa yang berkompetisi untuk saling memperubutkan supremasi kebintangan dalam kelas. Menjadi juara kelas adalah cita-cita setiap siswa/I yang belajar, menjadi juara kelas merupakan impian setiap Siswa/I dalam membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuanya, suka atau tidak suka ajang mencari juara kellas di event UAS ini menjadi sebuah prestasi tersendiri karena tak jarang para siswa menjadi rajin belajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Pelajaran antara Sekolah dan Madrasah ada sedikit perbedaan, yang mana pelajaran di Madrasah sedikit lebih banyak dibandingkan dengan pelajaran di sekolah yang sudah umum kita kenal, beberapa pelajaran yang tidak ada di sekolah diantaranya:

1. Akidah Akhlaq
2. Akhlaq
3. Al-Qur`an Hadis
4. Sejarah Kebudayaan Islam
5. Fiqih
6. Ushul Fiqih
7. Ilmu Hadis
8. Ilmu Tafsir
9. Ilmu Kalam
10. Bahasa Arab
11. Baca Tulis Al-Qur`an

Kesebelas matapelajaran itu menjadi ciri khas Madrasah dan menjadi ikon Sekolah Umum yang bercirikan Agama Islam. Di Kecamatan Sawoo sendiri ada beberapa Madrasah yang membuka jurusan Keagamaan selain jurusan IPA dan IPS, diantara Madrasah tersebut ada MA Al Imam, MA Darul Hikmah, MAN Darunnaja dan satu lagi MA Al Falah yang terletak di Grogol. Saat ini Sekolah dan Madrasah berlomba-lomba dalam menarik siswa agar bersekolah di di tempatnya itu, dalam setiap kasus siswa bersekolah lebih banyak di Sekolah umum baik itu SMA maupun di SMK. makin berjamurnya sekolah dan Madrasah di mana-mana ibarat jamur di musim hujan dan hal ini karen ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu, diantaranya:

1. Ijin operasional membuat Sekolah/Madrasah dipermudah
2. Ada sumber-sumber pendapatan yang melimpah bagi guru seperti BOS, Tunjangan Fungsional
    dan sertifikasi
3. Semakin beragamnya keinginan orang tua dalam mendidik anak-anaknya
4. Ada konflik politis diantara guru dengan guru dan sekolah/yayasan
5. Unsur prestise menjadi seorang Kepala Sekolah/ Madrasah sehingga ada beberapa guru yang 
    memutuskan untuk membuat sekolah.

Terlepas dari beberapa isu diatas, sebagai seorang guru kita seyogyanya memperhatikan tugas awal kita sebagai seorang pendidik, kita harus benar-benar tahu caranya mendidik dan mengajar anak-anak didik kita. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (2)). Tenaga Kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 (BAB 1  Ketentuan umum)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendidik artinya orang yang mendidik dan tugas seorang Guru itu tidak hanya mendidik saja tetapi juga untuk mengkader, mengkader calon-calon pemimpin bangsa yang akan memimpin bangsa ini di masa depan. Jadi, seorang guru itu tidak hanya mengajar saja, masuk kelas lalu mengabsen lalu mengajar dan pulang begitu saja itu namnya bukanb seorang Pendidik dan bukan seorang guru dia memang seorang guru tetapi yang dikerjakannya bukanlah seperti guru. 

Ada lagi yang hangat adalah sertifikasi guru dan tunjangan fungsional, saat ini guru benar-benar dibutakan dengan materi berupa uang. lupa dia tugasnya sebagai seorang guru, guru sertifikasi sekarang disibukan dengan berbagai pemberkasan untuk mendapatkan tunjangan baik itu sertifikasi maupun tunjangan fungsional, walaupun terkadang kompetensi yangh dimiliki oleh guru tersebut tidak memadai untuk mendapatkan sertifikasi, hal ini dapat dibuktikan bahwa ada 3000-an guru sertifikasi tidak sesuai dengan persyaratan baik itu jam mengajarnya maupun kompetensi yang dimiliki. Pada akhirnya guru-guru ini lupa tugasnya sehingga disibukan dengan berbagai pemberkasan dan pemberkasan. 


Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by BeGeEm